PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK REMAJA

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK REMAJA



Teori dan Pengertian
Teori untuk perkembangan fisik yaitu menekankan faktor nature sebagai penentu perkembangan manusia: maturitas, dasar-dasar biologis perilaku-proses mental. Dipengaruhi pemikiran Charles Darwin-perspektif evolusioner. Pemikiran lainnya yaitu diambil dari teori-teori Maturasional yang tokohnya ialah Arnold Gessel dengan asumsinya, yaitu:
a)      perkembangan diarahkan dr dalam-maturasi biologis: berjalan, berbicara, kontrol diri
b)      self regulation: organisme memiliki kesiapan untuk memasuki tahap perkembangan tertentu—memberi sinyal kepada lingkungannya.
Yang kedua adalah teori-teori Etologis. Tokohnya ialah Konrad Lorenz, Niko Tinbergen, John Bowlby, dengan asumsi, yaitu:
a)      perkembangan manusia sebagai bagian dr historis evolusioner; cara-cara yg memungkinkan manusia survive
b)      releasing stimuli: menangis, senyuman
c)      sumbangan: metode observasi dlm setting alamiah
PERKEMBANGAN FISIK
Pada masa remaja awal sering disebut juga masa pubertas. Pubertas adalah periode dimana kematangan fisik berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa remaja awal. Pubertas pada sebagian besar individu berlangsung antara usia 9 hingga 16 tahun. Hormon di balik munculnya kumis untuk pertama kalinya pada ank laki-laki dan melebarnya pinggul pada perempuan, terdapat aliran hormon-hormon (hormones), yaitu zat kimia yang kuat yang diciptakan oleh kelenjar endokrin dan dibawa keseluruh tubuh melalui aliran darah. Terdapat dua jenis hormone yang memiliki kadar kepekaan yang berbeda pada laki-laki dan perempuan, yaitu, androgen (hormone seks laki-laki) dan estrogen (hormone seks perempuan).
Testosteron adalah androgen yang berperan penting begi perkembangan pubertas laki-laki. Kadar testosterom pada remaja laki-laki juga berkaitan dengan hasrat dan aktivitas seksual (Cameron,2004). Estradiol adalah estrogen yang berperan penting dalam perkembangan pubertas perempuan. Ketika kadar estriol meningkat, terjadilah perkembangan payudara, perkembangan Rahim, perubahan kerangka. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa kadar testosterone meningkat sebesar 18 kali lipat pada laki-laki namun hanya 2 kali lipat pada perempuan selama masa pubertas; kadar estradiol meningkat sebesar 8 kali lipat pada perempuan namun hanya 2 kali lipat pada laki-laki selama masa pubertas (Nottelman dkk., 1987).
SISTEM ENDOKRIN
Peran system endokrin di masa pubertas melibatkan interaksi dari hipotamlamus, kelenjar pituitary, dan gonad (kelenjar seks). Hipotalamus adalah struktur yang terletak di bagian atas otak yang memonitor kegiatan makan, minum, dan seks.  Kelenjar pituary adalah kelenjar endokrin yang mengontrol pertumbuhan dan meregulasi kelenjar-kelenjar lain. Gonad adalaj kelenjar seks- testis pada laki-laki, indung telur pada perempuan.
Kadar hormone seks diatur oleh 2 sistem hormone yang dihasilkan oleh kelenjar pitituari, yaitu : FSH (follicle-stimulating hormone) yang merangsang perkembangan kantung rambut (follicle) pada perempuan dan sperma pada laki-laki, dan LH (luteininzing hormone) yang meregulasi sekresi estrogen dan perkembangan ovum pada perempuan serta testosterone pada laki-laki (hyde & DeLamater, 2005; Welt dkk., 2003). Di samping itu, hipotalamus menghasilkan hormone sebuah zat yang disebut GnRH (gonadotropin-realinsing hormone) (Lanes, Soros, & Jakubowicz, 2004; Tauber dkk., 2003).
Hormon-hormon ini diatur oleh system umpan-balik negatif (negative feedback system). Apabila munculnya kadar hormone seks terlalu tinggi, hipotalamus dan kelenjar pituitary akan mengurangi stimulasinya dari gonad, mengurangi produksi hormone-hormon seks. Apabila kadar hormone seks terlalu rendah, hipotalamus dan kelenjar pituaritari akan meningkatkan produksi hormone seks.
Hormone pertumbuhan. Di awal masa pubertas, hormone pertumbuhan dikeluarkan pada malam hari. Selanjutnya di masa pubertas, hormone pertumbuhan juga dikeluarkan di siang hari, meskipun dalam kadar umumnya sangat rendah. Kortisol adalah hormon yang dikeluarkan oleh korteks adrenal, juga mempengaruhi pertumbuhan seperti testosteron dan estrogen.
Adrenarche dan gonadrache. Adrenarche melibatkan perubahan hormonal yang berlangsung pada kelenjar adrenal di atas ginjal. Gonadrache melibatkan kematangan seksual dan perkembangan kematangan reproduktif. Pada laki-laki, gonadrache  dimulai di usia sekitar 10 hingga 11 tahun. Di masa pertengahan hingga akhir gonadrache pada perempuan terjadi menarche pertama, periode menstruasi yang pertama; di awal hingga pertengahan gonadrache pada laki-laki, terjadi spermache, ejakulasi dari air mani yang pertama.
Hormon leptin dapat menjadi sinyal dari dimulainya dan berkembangnya pubertas. Munculnya leptin dapat mengindikasikan terdapatnya simpanan lemak yang cukup memadai untuk bereproduksi dan menjaga kehamilan.
PERTUMBUHAN YANG PESAT
Pada perempuan, rata-rata permulaan dari pertambahan tinggi tubuh yang pesat ini adalah 9 tahun; pada laki-laki adalah 11 tahun. Puncak dari perubahan terjadi di usia 11 ½ tahun pada perempuan dan di usia 13 ½ tahun pada laki-laki. Selama pertambahan tinggi tubuh yang pesat, perempuan bertambah sekitar 3 ½ inci per tahun; laki-laki sekitar 4 inci. Laju pertambahan berat tumbuh remaja kurang lebih menyerupai laju pertambahan berat tubuhnya. Laju pertambahan berat tubuh remaja kurang lebih menyerupai 50% dari berat tubuh orang dewasa, ini diperoleh dimasa remaja (Rogol,Roemmch, & Clark, 1998) selama masa remaja awal, berat tubuh perempuan cenderung, melebihi berat tubuh laki-laki, namun seperti halnya dengan tinggi tubuh sekitar usia 14 tahun tinggi tubuh laki-laki mulai melebihi tinggi tubuh perempuan.
KEMATANGAN SEKSUAL
Para peneliti menemukan bahwa karakteristik pubertas laki-laki berkembang mengikuti urutan tertentu: membesarnya ukuran penis dan testikel; tumbuhnya rambut kemaluan yang halus; perubahan suara yang tidak terlalu kentar; ejakulasi pertama (spermache-hal ini biasanya berlangsung melalui masturbasi atau mimpi basah); tumbuhnya rambut kemaluan yang keriting; tumbuhnya rambut wajah; dimulainya pertumbuhan yang maksimum; tumbuhnya rambut di ketiak; perubahan suara yang lebih kentara; dan tumbuhnya rambut di wajah. Tiga tanda kematangan seksual yang paling mencolok pada remaja laki-laki adalah perpanjangan penis, perkembangan testis, dan tumbuhnya rambut di wajah.
Pertumbuhan fisik pada perempuan mengikuti urutan tertentu: membesarnya payudara; tumbuhnya rambut kemaluan; tumbuhnya rambut di ketiak; pinggul lebih lebar dari pada bahu; menstruasi pertama (menarche). Awalnya, siklus menstruasi pertama tidak teratur dan remaja perempuan mungkin tidak mengalami okulasi di setiap siklus. Dalam beberapa kasus, remaja perempuan belum subur sampai dua tahun setelah periode dimulai. Perempuan tidak mengalami perubahan suara seperti yang dialami laki-laki. Dua aspek yang paling terlihat selama perubahan masa pubertas perempuan adalah tumbuhnya bulu kemaluan dan berkembangnya payudara.
Kecepatan pubertas antara individu satu dengan individu lainnya cenderung bervariasi. Pada laki-laki, rangkaian pubertas dapat dimulai di usia 10 tahun atau usia 13 ½ tahun atau 17 tahun. Pada perempuan rentang usia normal untuk menarche dapat lebih luas antara usia 9 hingga 15 tahun.
PRIA
1.      tanpa rambut kemaluan. Testis, skrotum, dan penis kurang lebih berukuran dan berbentuk sama seperti anak-anak.
2.      Rambut kecil, lembut, berwarna terang di pangkal penis. Rambut ini mungkin lurus atau sedikit ikal. Testis dan skrotum telah membesar, dan kulit skrotum berubah. Skrotum, kantung berisi testis, turun sedikit. Penis telah tumbuh sedikit.
3.      Rambutnya lebih gelap dan kasar, dan lebih ikal. Rambut itu telah menyebar meliputi area lebih luas. Penis telah tumbuh terutama panjangnya. Testis dan skrotum telah tumbuh dan turun lebih jauh daripada tahap 2
4.      Rambutnya kini segelap, seikal, dan sekasar pada lelaki dewasa. Namun ares liputannya tidak seluas lelaki dewasa; belum menyebar ke selangkangan. Penis telah tumbuh lebih besar dan panjang. Glans (kepala penis) lebih besar. Skrotum lebih gelap dan besar karena testis telah membesar.
5.      Rambut telah menyebar ke selangkangan dan kini serupa dengan lelaki dewasa. Penis, skrotum, dan testis berukuran seperti lelaki dewasa.
WANITA
1.      Puting menonjol sedikit
2.      Tahap mekarnya buah dada. Puting lebih menonjol daripada tahap 1. Payudara berupa gundukan kecil, areola lebih luas daripada tahap 1.
3.      Areola dan payudara lebih besar daripada tahap 2. Areola tidak menonjol dari payudara.
4.      Areola dan puting membentuk tonjolan di puncak payudara.
5.      Tahap dewasa matang. Payudara telah penuh. Hanya puting yang menonjol. Areola kembali rata dengan permukaan payudara.
SAAT PUBERTAS DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
Para remaja yang perkembangannya sangat dini atau sangat lambat, seperti remaja laki-laki yang tidak mengalami pertambahan ketinggian secara pesat di usia 16 tahun atau remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi di usia 15 tahun, cenderung menjadi bahan kajian para dokter. Apabila perkembangan pubertas sangat lambat, dokter dapat merekomendasikan penanganan hormonal atau pemasukan hormon.
OTAK
Neuron
Neuron atau sel syaraf adalah sebuah unit dasar dari system syaraf. Sebuah neuron memiliki 3 bagian, yaitu: tubuh sel, dendrit (bagian dari neuron berfungsi untuk menerima stimulus), axon (bertugas membawa informasi keluar dari tubuh sel ke sel lain). Membran myelin atau lapisan dari sel-sel lemak berfungsi melindungi banyak axon. Lapisan tersebut membantu menyekat axon dan mempercepat transmisi dari impuls syaraf.
Ketika masa pubertas dimulai, kadar neurotransmitter –cairan kimia yang membawa informasi melintas celah sinaps diantara satu neuron ke neuron lainnya–mengalami perubahan.
Pengalaman dan Plastisitas
Lingkungan yang Kurang Stimulasi dan Kaya Stimulasi. Sampai dengan pertengahan abad ke 20, para ilmuwan berpendapat bahwa perkembangan otak hampir sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik. Para peneliti juga menemukan adanya tendensi aktivitas otak yang depresif pada anak-anak yang tumbuh dalm lingkungan yang kurang responsive dan kurang stimulasi.
Dapatkah Sel-Sel Otak Baru Dihasilkan di Masa Remaja
Sampai dengan akhir abad ke 20, para ilmuwan berpendapat bahwa otak tidak lagi menghasilkan sel-sel (neuron) baru setelah masa awal anak. Meskipun demikian, akhir-akhir ini para peneliti menemukan bahwa orang dapat menghasilkan sel-sel otak baru sepanjang kehidupannya. Di samping itu, bukti baru memperlihatkan bahwa olahraga dan pengalaman yang kaya akan stimulasi dapat menghasilkan sel-sel otak baru.
Dapatkah Otak Remaja Pulih dari Cedera
Di masa remaja dan bahkan hingga masa remaja akhir, otak memiliki kemampuan mengagumkan untuk memperbaharui dirinya. Karena otak mempertahankan plastisitasnya di masa remaja, semakin awal cedera otak itu terjadi dan semakin awal didiagnosis cedera otak tersebut maka kemungkinannya untuk pulih juga semakin besar.
Perkembangan Otak dan Pendidikan
Salah satu bentuk kesalahan penerapan neurosains dalam dunia pendidikan adalah gagasan mengenai periode kristis atau sensitif-jendela biologis dari peluang-kapan belajar itu menjadi mudah, efektif, dan siap disimpan. Meskipun demikian, tidak ditemukan bukti adanya neurosains yang mendukung pendapat tersebut. Salah seorang ahli neurosains terkemuka pernah mengatakan bahwa meskipun anak-anak memperoleh informasi dalam jumlah besar selama masa awal kehidupan, sebagian besar proses belajar berlangsung setelah pembentukan sinaps menjadi stabil, yakni pada usia 10 tahun ke atas.
PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK
Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang terjadi secara terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan-tuntutan tugas biologis individual dan juga lingkungan.
Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan individu pada tingkat fungsional. Sedangkan dalam domain psikomotorik, kognitif dan afektif, tingkat fungsional yang dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan,dan pengalaman sebagai pengaruh dari lingkungan.
Domain psikomotorik terdiri atas kemampuan fisik dan motorik yang didasarkan pada proses biologis (pertumbuhan) dan motorik (fungsional). Perkembangan Psikomotorik merupakan seluruh kemampuan pokok dalam memfungsikan keterampilan motorik. Dalam perkembangan psikomotorik terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pertumbuhan dan perkembangan motorik dan pengembangan persepsi motorik serta kesegaran jasmani.
Pada masa ini merupakan waktu yang tepat untuk mengikuti beragam pertandingan atau kegiatan olahraga. Mereka memiliki perhatian, kemauan, motivasi untuk meningkatkan penampilan yang didapat pada masa kanak-kanak kecil hingga anak-anak. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam masa ini:
1.      Aktifitas yang mengunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini mereka diberikan kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam berbagai kegiatan.
Aktifitas dengan perkembangan fisik. Program latihan untuk pengembangan fisik dan motorik:
§  Bentuk aktivitasnya meliputi pengenalan keterampilan olahraga, mereka di kenalkan teknik olahraga dan bentuk olahraga. Seperti bermain dengan menggunakan media bola, misalnya bermain voli, kita sebagai pendidik mengajarkan bagaimana bermain bola dan tekniknya.
§  Berlatih dengan situasi berulang-ulang (drill). Seperti menyepak bola dengan sasaran tertentu secara berulang-ulang. Atau dapat juga melempar bola atau shooting dengan menggunakan sasaran tertentu secara berulang ulang.
2.      Aktifitas dengan perkembangan fisik. Berikut merupakan program latihan untuk pengembangan fisik.
§  Squat jump (Meningkatkan kekuatan kaki)
§  Push up (Meningkatkan kekuatan tangan)
§  Sit up (Meningkatkan kekuatan perut)
§  Back up (Meningkatkan kekuatan punggung)
3.      Latihan relaksasi
§  Peregangan otot-otot
§  Pengendoran otot-otot
4.      Menuju prestasi dengan cara dibina dan masuk klub karena pada masa ini adalah masa keemasan untuk berprestasi.
Wuest & Combardo (1974) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotorik usia remaja ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses pencarian jati diri.

Karakteristik Perkembangan
Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak, keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan, penilaian moral menjadi semakin kognitif, dan penilaian moral menjadi kurang egoistik. Misalnya matangnya organ reproduksi. Pada permasalahan ini, remaja membutuhkan pemuasan biologis, kalau tidak terbimbing oleh norma-norma tertentu dapat mendorong remaja melakukan masturbasi, homosexual, atau mencoba hetero-sexual yang mungkin berakibat lebih jauh lagi berkembang penyakit kelamin, disamping merupakan pelanggaran atas norma kesusilaan.
Secara garis besar, karakteristik perkembangan psikomotorik pada remaja yaitu, keterampilan psikomotorik yang berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada masa ini, pria mengalami perkembangan psikomotorik yang lebih pesat dibanding wanita. Kemampuan psikomotorik pria cenderung terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada wanita terhenti setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu, kemampuan psikomotorik laki – laki lebih tinggi daripada perempuan. Misalnya, tubuh pria lebih cepat perkembangannya, lebih tinggi ukuran badannya di banding wanita, pria lebih kuat dalam angkat-angkat barang yang berat di banding wanita yang lemah, dll. 
Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
Implikasi perkembangan psikomotor dan fisik masa anak dalam pendidikan misalnya dalam membimbing remaja dalam tugas perkembangan masa remaja , yaitu Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. Memilih dan mempersiapkan karier. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
Faktor yang mempengaruhi
a.       Pola asuh orang tua
Pola asuh orang  tua adalah sebuah faktor penghambat psikomotorik remaja disaat pola asuh orang tua terlalu otoriter ataupun terlalu memaksa, karena karakteristik seorang remaja sangat sensitif ditambah setiap remaja tidak dapat secara langsung dioptimalkan secara cepat dengan kata lain memaksakan kemampuan dengan waktu yang singkat.
Apabila orang tua memaksakan peningkatan potensi perkembangan psikomotorik remaja kebanyakan malah menyababkan gangguan mental terhadap remaja tersebut biasanya remaja akan cenderung merasa canggung, merasa serba salah tidak percaya pada diri sendiri dan merasa tertekan.
Pola asuh bukan hanya bisa menggangu peningkatan potensi psikomotorik remaja akan tetapi malah akan menurunkan kemampuan psikomotoroknya, pada saat remaja dalam kondisi depresi dan ditambah dengan tuntutan dari orang tua yang tidak dapat dipenuhi oleh remaja, remaja yang sedang dalam keadaan depresi sangat mudah untuk diketahui hal ini dikarenakan keadaan remaja bisa berubah secara drastis, tanda tandanya antara lain, yang biasanya remaja tersebut suka bercanda berubah menjadi pemurung, yang biasanya ceria berubah menjadi gampang marah, yang biasanya aktif berubah menjadi pemalas.
Diharapkan apabila remaja dalam keadan seperti ini orang tua tidak memaksakan lagi latihan dalam upaya meningkatkan potensi psikomotorik karena malah akan membuat si remaja setres.
b.      Gen
Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik remaja, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka dalam mengembangkan potensu kemempuan psikomotorik remaja pun juga akan lancar. Hal sebaliknya apabila anak membawa pembawaan gen dari orang tua dimana gen tersebut adalah gen yang lemah maka kemampuan meningkatkan potensi psikomotorik remaja itu biasanya juga akan lemah. Atau yang paling parah apabila remaja itu menderita autis maka akan  sulit sekali meningkatkan potensi kemampuan motorik yang ada.
c.       Pengaruh lingkungan
Lingkungan atau situasi kehidupan. Lingkungan tempat seseorang dibesarkan, hubungan dengan anggota keluarga dan orang lain turut berpengaruh terhadap perkembangan psikomotorik pada remaja, diantaranya yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan  lingkungan bergaul.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak- anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral atau pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Proses sosialisasi awal ini di mulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti apa yang diajarkan orang- orang paling dekat. Dalam keluarga dikenal adanya dua pola sosialisasi yaitu sosialisasi represif yang mengutamakan  adanya ketaatan anak pada orang tua dan pola sosialisasi partisipasi yang mengutamakan adanya pertisipasi remaja tersebut sebagai anak.
(Supriadi, 2002: 40).  Sekolah juga merupakan rumah kedua bagi remaja dan di tempat ini pula remaja memperoleh pendidikan formal dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan berlandaskan tentang apa yang telah diperoleh dari keluarga. Di sekolah juga terdapat bermacam ekstrakurikuler sehingga remaja dapat memilih kegiatan itu sesuai bakat yang di miliki. Pada saat inilah remaja meningkatkan perkembangan psikomotoriknya
Permasalahan yang muncul
Terdapat perubahan psikologis dalam jumlah besar yang menyertai perkembangan pubertas remaja (Sarigiani & Petersen, 2000; Susman & Rogol, 2004).
a.       Citra Tubuh
Salah satu aspek psikologis dari pubertas yang pasti muncul pada laki-laki dan perempuan adalah praokupasi (perhatian) remaja terhada tubuhnya (McCabe & Ricciardelli; , 2003, 2004). Dimasa pubertas, remaja mengembangkan citra individual mengenai seperti apakah tubuhnya itu. Praokupasi terhadap citra tubuh ini cukup kuat dimasa remaja; secara khusus kecenderungan ini menjadi akut dimasa pubertas.
Seiring dengan berlangsungnya perubahan dimasa pubertas, remaja perempuan sering merasa tidak puas dengan tubuhnya sehubungan dengan meningkatnya jumlah lemak; sementara itu remaja laki-laki menjadi lebih puas ketika melewati masa pubertas sehubungan dengan meningkatnya massa otot (Phillips, 2003; Seiffge-Krenke, 1998).
b.      Hormon dan Perilaku
Faktor-faktor hormonal dianggap dapat menjelaskan minimal sebagian dari meingkatnya emosi-emosi negatif dan emosi yang berubah-ubah, yang merupakan karakteristik remaja (Archibald, Graber, & Brooks-Gun, 2003; Dorn, Williams, & Ryan, 2002). Para peneliti telah menemukan bahwa remaja laki-laki memiliki kadar androgen lebih tinggi yang berkaitan dengan masalah agresivitas dan masalah-masalah perilaku lainnya (Van Goozen dkk. , 1998)
c.       Menarche dan Siklus Menstruasi
Menurut keterangan historis mengenai remaja, dimulainya masa pubertas dan menarche dianggap sebagai ‘peristiwa besar’ (Erickson, 1968; Freud, 1917/1958; Hall, 1904). Pada dasarnya, gagasan yang ada menyatakan bahwa perubahan pubertas dan peristiwa-peristiwa seperti menarche dan siklus menarche, mengakibatkan perubahan tubuh yang menuntut seseorang untuk mengubah konsep-dirinya, dimana hak ini dapat mengakibatkan krisis-identitas.
d.      Kematangan Dini dan Lambat
Berdasarkan Berkeley Longitudinal Study yang dilakukan di pertengahan abad ke-20, remaja laki-laki yang lebih cepat matang memandang dirinya akan lebih positif dan lebih berhasil dalam relasi dengan kawan-kawan dibandingkan dengan remaja laki-laki yang yang lambat matang.
Penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa kematangan dini (setidaknya selama masa remaja) cenderung menguntungkan remaja laki-laki dibandingkan dengan kematangan lambat (Petersen, 1987).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tugas guru sebagai pendidik, pembimbing, pengajar dan pelatih

CONTOH MARKETING PLAN